Kemenkes perluas layanan skrining jantung hingga tingkat posyandu

Berita Pekanbaru Terkini – Kementerian Kesehatan memperluas jangkauan program promosi dan pencegahan penyakit jantung hingga ke tingkat posyandu .

Menurut keterangan pers di sini, Sabtu, layanan skrining jantung, termasuk profil lipid dan tes hipertensi, sebelumnya hanya tersedia sampai ke tingkat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) .

“Pemeriksaan (layanan) jantung tidak lagi fokus di puskesmas, karena kami memutuskan untuk memperluasnya ke tingkat posyandu ,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-32 Perhimpunan Jantung Indonesia di Jakarta, Jumat (5/5). 26).

Sebagai jumlahposyandu nasional mencapai 300 ribu, dan jumlah puskesmas hanya 10 ribu, memperluas layanan skrining jantung ke tingkat posyandu akan membantu deteksi dini penyakit jantung bagi lebih banyak penduduk, katanya.

Perluasan layanan skrining jantung ke tingkat posyandu akan didukung dengan penyediaan petugas kesehatan yang kompeten, kata Wamenkeu.

Dia mencatat bahwa kementerian telah melatih 1,5 juta petugas kesehatan untuk mendeteksi faktor risiko penyakit jantung dan melatih dokter umum dan perawat untuk melakukan elektrokardiografi (EKG), sebuah prosedur untuk memeriksa fungsi jantung.

“Deteksi dini penyakit jantung penting untuk mengurangi faktor risikonya. Kami juga mendorong agar penyakit jantung tersebut masuk dalam (asuransi nasional) BPJS Kesehatan,” kata Harbuwono.

Pemerintah juga berupaya meningkatkan fasilitas puskesmas rujukan untuk penyakit jantung, antara lain dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan manajemen rumah sakit dalam dan luar negeri untuk membantu sekitar 150 rumah sakit, katanya.

Kementerian Kesehatan juga telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan 24 otoritas provinsi untuk mengembangkan layanan di rumah sakit daerah dan memungkinkan 37 rumah sakit untuk melakukan operasi dan intervensi jantung, kata wakil menteri.

“Melalui pemerataan dan optimalisasi jaringan rumah sakit nasional, kami targetkan kateterisasi jantung dapat dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia pada tahun 2027 dan progresnya mencapai 50 persen pada tahun 2024,” kata Harbuwono.

Menurut data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), penyakit jantung koroner membunuh 245.343 orang di Indonesia pada tahun 2019, sedangkan penyakit jantung hipertensi menyebabkan kematian 50.620 orang Indonesia pada tahun yang sama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *